Keterampilan Mendengar Dalam Perspektif Pendidikan
Dalam pergaulan sehari hari, kita secara fitrahwi lebih senang di dengar dari pada mendengarkan dan lebih cenderung untuk banyak berbicara daripada mendengarkan. Dalam dunia pendidikan juga demikian, peserta didik cenderung untuk lebih banyak di dengarkan dari pada mendengarkan. Karena kekurang pemahaman kita sebagai guru, sehingga kadang kita mengabaikan hal seperti ini. Kita juga cenderung menjadi manusia yang egois, yang hanya ingin di dengar tapi tidak ingin mendengarkan sehingga muncullah istilah "Ah, susah sekali disampaikan, anaknya tidak mau mendengar/menurut." Padahal kita sebagai guru seharusnya lebih banyak memposisikan diri sebagai pendengar buat peserta didik bukan sebagai penceramah. Pada dasarnya, peserta didik hanya ingin didengarkan baik itu keluh kesah mereka, alasan mereka tidak mau menurut atau tidak termotivasi belajar, dsb. Pernahkah kita meluangkan waktu kita sejenak untuk mendengarkan apa yang menjadi uneg uneg mereka?, apa yang menjadi keluh kesah mereka ?"
Sebagai guru, seyogyanya kita banyak mendengar bukan banyak berbicara dalam menghadapi peserta didik kita. Itulah kenapa Allah, SWT menciptakan dua telinga dan satu mulut, supaya kita lebih banyak mendengar daripada berbicara. Dalam dunia pendidikan pun demikian juga, kita seharusnya memposisikan diri kita sebagai pendengar yang baik dalam menghadapi permasalahan peserta didik kita dan mengarahkan peserta didik kita untuk bisa menemukan solusi terbaik dalam mengatasi permasalahan yang mereka hadapi. Dalam pendidikan, kita sebagai guru harusnya lebih banyak berperan sebagai Coach bukan sebagai Penceramah karena pada dasarnya peserta didik lebih banyak hanya ingin di dengarkan bukan di nasehati. Marilah kita mulai lebih banyak mendengarkan peserta didik kita daripada menceramahi mereka, memang ini agak berat karena kebiasaan kita untuk lebih banyak berbicara daripada mendengarkan akan tetapi melalui tekad yang kuat dan pelatihan setiap hari InsyaAllah kita akan bisa menjadi guru yang menyenangkan.
Komentar